LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
ACARA II
SEMESTER
Ganjil 2012/2013
Oleh:
1. Syekh Zulfadli Arofadeli A1L011127
2. Yunita Fajri Pertiwi A1L011128
3. Huzaipah A1L011129
4. Hayyil Wildan A1L011130
5. Tania Timur A1L011131
6. Rojulan Fayadul Mujahid A1L011132
LAHAN: Kebun campur
ANGKATAN: 3
ROMBONGAN: 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
A.
TUJUAN
Tujuan praktikum pda acara
II adalah
1.
Mengetahui
suhu udara di atas (ketinggian 1,2 m) lahan sawah, tegalan, kebun campur, kebun
rumput gajah setiap jam selama 3 hari.
2.
Mengetahui
besarnya dan saat (waktu) suhu udara maksimum dan minimum di atas (ketinggian
1,2 dan 2 m) lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah.
B.
ALAT DAN
BAHAN
Alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum acara pengamatan suhu udara pada lahan
sawah, tegalan dan kebun campur yaitu sangkar cuaca, termometer, lahan sawah,
tegalan, kebun campur dan
kebun rumput gajah.
C.
PROSEDUR
KERJA
1.
Disiapkan
semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan lahan.
2.
Diletakkan
(digantungkan) thermometer pada sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan
lahan pada ketinggian 120 dan 200 cm. Dihindarkan thermometer terkena radiasi
sinar matahari langsung.
3.
Dicatat
suhu udara setiap jam selama 3 hari (lembar pencatat ada di bagian lampiran)
4.
Dibuat
grafik hubungan antara suhu udara (udara y) dan waktu (sumbu x). Kemudian
ditentukan besarnya dan waktu suhu maksimum dan minimum.
D.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
pengamatan
2. Pembahasan
Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap perubahan cuaca, baik dalam skala kecil maupun
skala besar. Faktor-faktor itu semakin banyak dan kompleks hubungan
kait-mengaitnya jika memperhitungkan pengaruh kegiatan manusia. Perubahan iklim
tersebut berpengaruh terhadap sektor pertanian bahkan sistem produksi pangan
dunia akan berubah dengan berubahnya pola iklim/cuaca, hal tersebut harus diperhitungkan
dalam perencanaan pangan, tidak hanya dalam skala global tetapi lebih dari itu
harus ada tindakan lokal yang spesifik untuk mengantisipasi itu.
Lama penyinaran surya
adalah lamanya surya bersinar cerah sampai kepermukaan bumi dalam periode satu
hari, diukur dalam jam. Halangan terhadap sinar matahari kepermukaan bumi
terutama awan, aerosols dan kabut. Kecerahan dapat juga terganggu oleh
benda-benda penyusun atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam
sampai nilai-nilai persepuluhan atau sering ditulis dalam nilai persen perhari.
(Anonirn,2007 )
Suhu
dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan Skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan Suhu yang biasa digunakan adalah
derajat celcius, sedangkan di Inggris dan dibeberapa negara lainnya dinyatakan
dengan derajat farenheit.
Udara
adalah kumpulan atau campuran gas, yang terbanyak adalah nitrogen dan oksigen.
Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan mahluk hidup dan memungkinkan
terjadinya pembakaran bahan baker. Nitrogen merupakan penyubur tanaman. Bakteri
menggunakan nitrogen dari udara untuk menyuburkan tanah. Udara juga melindungi
bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.
Suhu udara merupakan keadaan panasnya
udara tersebut dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengukur suhu udara dalam
suatu waktu diperlukan alat yang bernama termometer bola basah dan kering.
Thermometer ini akan menyajikan tingkat suhu dalam suatu waktu tersebut
sehingga peneliti bisa mengetahui tingkat suhu itu.
Suhu
udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan
bumi.Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan
menurut waktu dari jamke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun.
(Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982) Suhu udara di atmosfer bervariasi
menurut letak ketinggian tempat. Hingga ketinggiantertentu suhu udara dapat
menurun, tetapi menurut ketinggian yang lainnya meningkat. Padalapisan
Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu udara menurun menurut letak
ketinggiantempat hingga ketinggian 10 km dengan gradein penurunan suhu
5,0-6,5oC per 1000 m diatas permukaan laut. Menurunnya suhu menurut letak
ketinggian tempat ini dimungkinkan karena beberapa hal antara lain :
1.Pengaruh
keadaan suhu dekat permukaan bumi.
2.Pengaruh
lautan.
3.Pengaruh
kerapatan udara.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi suhu secara horizontal di permukaan bumi antaralain
:1.Letak lintang suatu tempat.
2.Pengaruh
arus laut.
3.Distribusi
antara daratan dan lautan.
Suhu
udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimum
terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu
minimun terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu
udara harian rata-rata didefinisikan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam
(satu hari) yang dilakukan tiap jam. Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari
suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan
tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu bulanan rata-rata
dibagi denagn 12.(Bayong, 2004). Suhu normal adalah angka rata-rata suhu yang
diambil dalam waktu 30 tahun.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :
a.Jumlah radiasi yang
diterima per tahun – per hari – per musim.
b.Pengaruh daratan atau
laut,
c.Pengaruh ketinggian
tempat,
d.Pengaruh angin secara
tidak langsung, angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal.
e.Pengaruh panas laten
: panas yang disimpan dalam atmosfer.
f.Penutup tanah : tanah
yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripadatanah tanpa
vegetasi.
g.Tipe tanah :
tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi,
h.Pengaruh sudut datang
matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu lebih panas daripada yang
datangnya miring.
Suhu
dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya
penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara
vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat
maka semakin rendah suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian
contohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6
˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena
kapasitas panas udara sangat rendah, suhu udara sangat pekat pada perubahan
energy dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah dan air, udara merupakan
konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik (Handoko,
1992).
Suhu
udara merupakan faktor pengontrol proses biologis dalam tanaman. Setiap tanaman
dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu tertentu. Tanaman akan berhenti
tumbuh apabila suhu udara turun di bawah nilai minimum atau naik melebihi nilai
maksimum dari kisaran tersebut. Diantara kedua batas suhu tersebut terdapat
suhu optimum. Pada suhu optimum inilah tanaman dapat tumbuh dan berkembang biak
dengan baik.
Pengaruh
suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhanya
benar-benar seakan-akantergantung padanya, terutama dalam kegiatan-kegiatannya.
Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih
cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau
tanaman tinggi tanaman juga ada suhu maksimum, suhu optimum. Suhu maksimum
yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat tumbuh, suhu
minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang suhu
optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses
pertumbuhanya dapat berjalan lancar.
Temperature atmosfer dikontrol dengan
prinsip masuknya radiasi panas surya. Dari sini pendistribusian tergantung
luasnya permukaan latitude. Hasilnya, mengakibatkan permukaan alam dari bumi,
khususnya terjadi perbedaan diantara air dan tanah oleh keadaan altitude dan
keadaan awan (Haurwitz and Austin, 1994).
Suhu
udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24 jam. Fluktuasi
suhu udara (dan suhu tanah) berkaitan erat dengan proses pertukaran energy yang
berlangsung di atmosfer. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh
gas-gas atmosfer dan partikel-partikel padat yang melayang di atmosfer pada
siang hari. Serapan energy radiasi matahari ini menyebabkan suhu udara
meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai beberapa saat setelah intensitas
cahaya maksimum tercapai. Intensitas cahaya maksimum tercapai pada saat berkas cahaya
jatuh tegak lurus, yaitu pada waktu tengah hari.
Permukaan bumi merupakan permukaan
penyerap utama dari radiasi matahari. Hal ini menyebabkan permukaan bumi
merupakan sumber panas bagi udara diatasnya dan bagi lapisan tanah di bawahnya.
Malam hari permukaan bumi tidak menerima
masukan energi dari radiasi matahari, tetapi permukaan bumi tetap akan
memencarkan energy dalam bentuk radiasi gelombang panjang, sehingga permukaan
akan kehilangan panas akibatnya suhu permukaan akan turun. Hal ini karena perannya
yang demikian maka fluktuasi suhu permukaan akan lebih besar dari fluktuasi
udara diatasnya.
Ada dua kemungkinan bias
dalam pengukuran suhu, yakni bias akibat sifat fisik bahan yang digunakan dan
bias dalam proses dalam proses kalibrasi. Bias akibat sifat fisik bahan
disebabkan oleh bahan yang digunakan antara thermometer yang satu dengan
thermometer yang lain tidak mungkin persis sama, misalnya karena tingkat
kemurnian bahan atau dimensi bahan yang igunakan sedikit berbeda. Bias dalam
proses kalibrasi dapat terjadi karena penetapan skala suhu pada thermometer
patokan hanya dilakukan pada berbagai titik-titik kalibrasi tersebut hanya
didasarkan atas hasil interpolasi (Lakitan,1994).
E.
KESIMPULAN
F.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Matahari dan Alam. Bina Aksara. Jakarta.
Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika
dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor.
Lakitan Benyamin. 1994.
Dasar-dasar klimatologi. PT
Rajagrafindo persada, Jakarta.
Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi.
ITB, Bandung.
Wisnubroto,S,S.S.L
Aminah, dan Nitisapto,M. 1982. Asas-asas
Meteorologi
Pertanian, Departemen Ilmu-ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, dan
GhaliaIndonasia,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar